Senin, 08 Oktober 2012

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung terjadi untuk membiayai produksi, artinya bila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi maka biaya tersebut tidak terjadi. Besar kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tergantung pada tingkat produksi. Karena itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsure biaya variable.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini. Dalam biaya overhead pabrik terdapat biaya variable dan biaya tetap. Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang besar kecil dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi.

Departemen-departeman yang terkait langsung dengan Overhead Pabrik, adalah Departemen Produksi dan Departemen Pembantu. Departemen Produksi adalah bagian yang bekerja mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Dengan kata lain Departemen Produksi sebagai bagian yang secara langsung memproses produk akhir. Departemen Pembantu (Departemen Jasa) adalah bagian yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperanan dalam proses produksi.

Tujuan pengawasan Biaya Overhead Pabrik adalah:
  1. Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan
  2. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead
  3. Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab

Kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, antara lain adalah:

  1. Kapasitas Praktis, adalah kapasitas teoritis (yakni kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu) dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan intern perusahaan.
  2. Kapasitas Normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang
  3. Kapasitas Sesungguhnya Yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan dating.

Distribusi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmatinya. Alokasi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi, atau dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen Produksi.

Contoh Soal 1:
Perusahaan MAKMUR merencanakan BOP setahun sebagai berikut:

Departemen Kegiatan Jumlah BOP

Produksi 1 Pencetakan Rp 10.000.000
Produksi 2 Penghalusan Rp 5.000.000
Jasa 1 Pembangkit listrik Rp 2.000.000
Jasa 2 Bengkel Rp 1.000.000

Rencana pemakaian jasa dari seksi 1 dan 2


Pemberi Jasa
Pemakai Jasa Jasa 1 Jasa 2

Departemen Produksi 1 50 % 40 %
Departemen Produksi 2 30 % 50 %
Departemen Jasa 1 - 10 %
Departemen Jasa 2 20 % -

Seksi Jasa 1 adalah pembangkit listrik, satuan kegiatannya diukur dengan jumlah KwH dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 KwH. Seksi Jasa 2 adalah bengkel yang dalam setahun bekerja 10.000 DRH.

Atas dasar data diatas saudara diminta untuk:

    1. Menentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing
    2. Menghitung besarnya BOP Neto Seksi Jasa setelah saling memberi dan menerima jasa masing-masing
    3. Menentukan tariff per KwH untuk seksi jasa 1 dan per DRH untuk seksi jasa 2


Contoh Soal 2:

Jumlah BOP dan penggunaan jasa departemen jasa pada perusahaan LUHUR adalah sebagai berikut:




Departemen Budget BOP

Produksi 1 Rp 1.000.000
Produksi 2 Rp 1.000.000
Jasa X Rp 500.000
Jasa Y Rp 500.000
Pemakai Jasa
Pemberi jasa Produksi 1 Produksi 2 Jasa X Jasa Y

Jasa X 50 % 40 % - 10 %
Jasa Y 40 % 50 % 10 % -

Hitunglah :

  1. Hitung BOP masing-masing Departemen Jasa sesudah saling menerima dan memberi jasa
  2. Htung BOP masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi
  3. Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan


Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung terjadi untuk membiayai produksi, artinya bila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi maka biaya tersebut tidak terjadi. Besar kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tergantung pada tingkat produksi. Karena itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsure biaya variable.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini. Dalam biaya overhead pabrik terdapat biaya variable dan biaya tetap. Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang besar kecil dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi.

Departemen-departeman yang terkait langsung dengan Overhead Pabrik, adalah Departemen Produksi dan Departemen Pembantu. Departemen Produksi adalah bagian yang bekerja mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Dengan kata lain Departemen Produksi sebagai bagian yang secara langsung memproses produk akhir. Departemen Pembantu (Departemen Jasa) adalah bagian yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperanan dalam proses produksi.

Tujuan pengawasan Biaya Overhead Pabrik adalah:
  1. Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan
  2. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead
  3. Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab

Kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, antara lain adalah:

  1. Kapasitas Praktis, adalah kapasitas teoritis (yakni kapasitas pabrik untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu) dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan intern perusahaan.
  2. Kapasitas Normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang
  3. Kapasitas Sesungguhnya Yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan dating.

Distribusi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmatinya. Alokasi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi, atau dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen Produksi.

Contoh Soal 1:
Perusahaan MAKMUR merencanakan BOP setahun sebagai berikut:

Departemen Kegiatan Jumlah BOP

Produksi 1 Pencetakan Rp 10.000.000
Produksi 2 Penghalusan Rp 5.000.000
Jasa 1 Pembangkit listrik Rp 2.000.000
Jasa 2 Bengkel Rp 1.000.000

Rencana pemakaian jasa dari seksi 1 dan 2

Pemberi Jasa
Pemakai Jasa Jasa 1 Jasa 2

Departemen Produksi 1 50 % 40 %
Departemen Produksi 2 30 % 50 %
Departemen Jasa 1 - 10 %
Departemen Jasa 2 20 % -

Seksi Jasa 1 adalah pembangkit listrik, satuan kegiatannya diukur dengan jumlah KwH dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 KwH. Seksi Jasa 2 adalah bengkel yang dalam setahun bekerja 10.000 DRH.


Atas dasar data diatas saudara diminta untuk:

    1. Menentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masing-masing
    2. Menghitung besarnya BOP Neto Seksi Jasa setelah saling memberi dan menerima jasa masing-masing
    3. Menentukan tariff per KwH untuk seksi jasa 1 dan per DRH untuk seksi jasa 2


Contoh Soal 2:

Jumlah BOP dan penggunaan jasa departemen jasa pada perusahaan LUHUR adalah sebagai berikut:

Departemen Budget BOP

Produksi 1 Rp 1.000.000
Produksi 2 Rp 1.000.000
Jasa X Rp 500.000
Jasa Y Rp 500.000
Pemakai Jasa
Pemberi jasa Produksi 1 Produksi 2 Jasa X Jasa Y

Jasa X 50 % 40 % - 10 %
Jasa Y 40 % 50 % 10 % -




Hitunglah :
  1. Hitung BOP masing-masing Departemen Jasa sesudah saling menerima dan memberi jasa
  2. Htung BOP masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi
  3. Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan

Tabel 1 Anggaran Bebab Usaha
PT.X Untuk Tahun 2002 (Rp)

Beban Usaha
Kw. I
Kw. II
Kw. III
Kw. IV
Total
Beban Penjualan
Penyusutan alat

12.500

12.500

12.500

12.500

50.000
Komisi Penjualan
10.920
16.520
13.720
13.720
54.880
Angkutan Penjualan
10.920
16.520
13.720
13.720
54.880
Gaji penjualan
30.000
30.000
30.000
30.000
120.000
Pemeliharaan alat
5.000
5.000
5.000
5.000
20.000
Supplies penjulan
4.000
4.000
4.000
4.000
16.000
Promosi penjualan
10.920
16.520
13.720
13.720
54.880
Beban penj. Lainnya
6.000
6.000
6.000
6.000
24.000
Total beban Penjualan
90.260
107.060
98.660
98.660
394.640
Beban Adm & Umum
Gaji Pimpinan & staf

20.000

20.000

20.000

20.000

80.000
Penyusutan alat
6.250
6.250
6.250
6.250
25.000
Supplies kantor
5.000
5.000
5.000
5.000
20.000
Pemeliharaan kantor
4.000
4.000
4.000
4.000
16.000
Lain – lain
5.000
5.000
5.000
5.000
20.000
Total beban Adm & Umum
40.250
40.250
40.250
40.250
161.000
Total beban Usaha
130.510
117.310
138.910
138.910
555.640
Penyusutan
18.750
18.750
18.750
18.750
75.000
Beban usaha kas (Tunai)
111.760
128.560
120.160
120.160
480.640

Anggaran Tenaga Kerja

Definisi Anggaran Tenaga Kerja


Pengertian.
Tenaga Kerja yang di gunakan dalam perusahaan dapat di kelompokkan kedalam dua kategori yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Pengelompokkan tersebut di kaitkan dengan penyusunan anggaran pada masing – masing biaya dan sifat dari biayanya.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam proses produksi, dengan ciri – ciri :
a. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan merupakan variabel.
c. Kegiatan tenaga kerja langsung di hubungkan dengan produk akhir untuk penentuan harga pokok.

Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung berperan dalam proses produksi, dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik.

Karakteristik tenaga kerja tidak langsung adalah sebagai berikut :
• Besar kecilnya biaya tidak secara langsung berhubungan dengan tingkat kegiatan produksi.
• Biaya yang di keluarkan merupakan biaya semi fixed atau seni variabel
• Tempat kerjanya tidak harus selalau di dalam pabrik.
Dengan demikian anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara rinci tentang upah yang akan di bayarkan kepada tenaga kerja langsung untuk perioade yang akan datang.

Manfaat Anggaran Tenaga Kerja :
• Penggunaan tenaga kerja secara efisien.
• Pengeluaran / biaya tenaga kerja dapat di atur lebih efisien.
• Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja :
• Kebutuhan tenaga kerja.
• Penarikan tenaga kerja.
• Latihan tenaga kerja.
• Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja.
• Gaji dan upah.
• Pengawasan tenaga kerja.

Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung ( TKL )
Anggaran tenaga kerja langsung adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci jumlah jam kerja langsung dan biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode yang akan datang.

Dengan demikian anggaran ini terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Anggaran jam kerja langsung ( JKL ):
- Jenis barang yang dihasilkan.
- Jumlah barang yang di produksi.
- Bagian – bagian yang di lalui dalam proses produksi.
- Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.
- Waktu ( kapan ) produksi barang dimulai.
2.Anggaran biaya tenaga kerja langsung :
- Jenis barang yang dihasilkan.
- Jumlah barang yang di produksi.
- Bagian – bagian yang dilalui dalam proses produksi.
- Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.
- Tingkat upah rata – rata perjam buruh langsung.
- Waktu ( kapan ) produksi barang dimulai.

Anggaran Jam Kerja Langsung ( JKL ).
Anggaran ini merencanakan secara terperinci berapa jumlah jam kerja langsung yang di butuhkan untuk menyelesaikan produksi yang sudah direncanakan.
Jam kerja langsung merupakan satuan waktu ( jam / Menit ) yang di butuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan satu unit produk. Bila anggaran JKL ini sudah di tentukan maka akan dapat di ketahui berapa jumlah tenaga kerja yang di butuhkan untuk masing – masing tahap dalam proses produksi, kemusian dapat di pakai sebagai pedoman dalam masalah – masalah personalia yang lainnya. Untuk satu periode anggaran besar kecilnya JKL akan tergantung pada :
1. Anggaran produksi.
Besarnya produksi per periode tergantung pada kebijakan produksi yang di pergunakan.
2. Standar pemakaian JKL.
Standar pemakaian JKL adalah jumlah jam kerja yang di butuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk. Standar jam kerja tersebut biasanya diketahui melalui :
a) Observasi.
b) Data historis.
Besarnya anggaran JKL dihitung sebagai berikut :
Anggaran JKL = Anggaran Produksi x Standar JKL.

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Setelah anggaran Jam Kerja Langsung tersusun, berikutnya adalah menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung ( TKL ). Anggaran biaya Tenaga Kerja Langsung satu tahun tersebut kemudian di pakai sebagai dasar untuk menentukan besarnya biaya TKL perunit yang nantinya di pakai untuk menentukan harga pokok produksi per unit bersama – sama dengan biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Anggaran biaya TKL dalam satu tahun akan bergantung pada :
1. Anggaran JKL.
Semakin besar anggaran JKL pada masing – masing bagian produksi maka anggaran biaya TKL akan semakin besar.
2. Tarif upah per JKL.
Tarif upah pada masing – masing bagian di mungkinkan berbeda jumlahnya, semakin tinggi upah pada bagian produksi ,maka biaya TKL total akan semakin besar.
Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung secara keseluruhan akan di formulasikan sebagai berikut :
Anggaran Biaya TKL = Anggaran JKL x Tarif Upah / JKL.

ANGGARAN BAHAN BAKU

Pengertian
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi terdiri dari bahan baku baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung, sedangkan kebutuhan bahan baku langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik. Dengan demikian anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama peride yang akan dating.

Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
  • Memperkirakan jemlah kebutuhan bahan baku langsung
  • Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
  • Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung
  • Sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yaitu memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi
  • Sebagai dasar melaksankan fingsi pengendalian bahan baku langsung.

Elemen Angran Bahan Baku
  • Anggaran kebutuhan baku langsung
  • Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan dating
  • Anggaran pembelian bahan baku langsung
    • Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuatitas fisik bahan baku langsung yang harus dibeli pada periode yang kan dating dengan mempertimbangkan factor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
    • Anggran persediaan bahan baku langsung
    • Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan
    • Anggaran biaya bahan baku langsung yang habis di gunakan dalam produksi
    • Anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi

    Anggaran pembelian bahan baku dapat diformulasikan sebagai berikut :

    Kebutuhan bahan baku untuk produksi XX
    Oersediaan akhir bahan baku XX
    ----- +
    Jumlah kebutuihan bahan baku XX
    Persediaan awal bahan baku ----- -
    Pembelian bahan baku XX

    Adapun factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran pembelian baku adalah :
    • Anggaran unit kebutuhan bahan baku
    • Biaya pengadaan (set-up cost)
    • Biaya-biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan (carrying cost)
    • Fluktuasi harga bahan baku di pasar
    • Tersedianya bahan baku di pasar
    • Modal kerja yang tersedia
    • Kebijaksanaan perusahaan terhadap persediaan bahan baku, yang pada umumnya dipengaruhi oleh : fluktuasi produksi, fasilitas tempat penyimpanan, risiko kerugian, biaya-biaya penyimpanan, tingkat perputaran persediaan bahan baku, lead time dan modal kerja yang dimiliki

    Dalam penyusunan anggaran pembelian bahan baku, yang penting harus diperhatikan adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis (economical order quantity/EOQ).
    Untuk menghitung EOQ biasanya dipertimbangkan dua jenis biaya variable yaitu :
    1. Biaya pemesanan (ordering cost)
    2. Biaya penyimpanan (carring cost) yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah bahan baku yang disimpan

    EOQ dapat diformulasikan sebagai beriku :

    2 RS
    EOQ = √ ------
    PI
    Dimana :
    R = Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
    S = Biaya pemesanan
    P = Harga perunit bahan baku
    I = Biaya penyimpanan (% dari persediaan rata-rata)
    C = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah
    Atau

    2 RS
    EOQ = √ ------------
    C/perunit

    Asumsi
    1. Permintaan barang dimasa mendatang dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari waktu kewaktu.
    2. Penjualan dapat diramalkan
    3. Pemakaian sepanjang tahun tetap
    4. Persediaan bias segera diperoleh

    Agar kegiatan penjualan tidak terganggu -asumsi bahwa pesanan bisa segera dilakukan dan barang bias segera diperoleh perlu dilonggarkan karena adanya tenggang waktu (Lead Time) antara pemesanan dan penerimaan barang- perusahaan harus memiliki persediaan selama masa tenggang waktu.
    Selanjutnya, demi menjaga kelancaran proses produksi, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan baku yang dibeli saja, namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat dating tepat pada waktu diperlukan, karena bahan baku yang terlambat kadang-kadang harus dicarikan bahan penggantinya agar proses produksi tidak terhenti. Biaya biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan baku disebut stock out cost (SOC), sebaliknya bahan baku yang datangnya terlalu awal juga akan menimbulkan biaya, disebut extra carrying cost (ECC). Oleh karena itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku perlu diperhatikan factor “lead time”, yaitu jangka waktu sejak dilakukan pemesanan sampai datangnya bahan baku yang dipesan. Setelah diperhitungkan adanya lead time, dapat ditentukan pula reorder point (ROP), yaitu saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang diperlukan.

    Contoh Soal :
    Suatu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan baku selama satu tahun 6000 unit dengan harga Rp 4000 perunit. Biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp 5000 dan biaya penyimpanan Rp 60 perunit. Lead time yang diperlukan selama 9 hari (1 tahun = 360 hari) dan safety stock ditetapkan sebesar 200 unit.. Stock out cost diketahui sebesar Rp 150 perunit dan lead time adalah

    Lead time Probabilitas
    4 hari 15%
    5 hari 30%
    6 hari 25%
    7 hari 30%
    Pertanyaan
    1. Hitung EOQ
    2. ROP
    3. Lead time yang paling menguntungkan

    Jawab

    2 RS 2 (6000) (5000)
    EOQ = √ ------------ = √ ------------------- = 1000 unit
    C 60


    ROP
    a. Pemakaian selama lead time = 9/12 x 6000 = 150 unit
    b. Safety stock = 200 unit
    ----------
    ROP 350 unit

    c. ECC (extra carrying cost)
    Biaya pemelioharaan perhari perorder 1000 x Ro 60/360 = Rp 166,67
    Bila lead time 4 hari ECC = Rp 0
    Bila lead time 5 hari ECC = 1 (0,15) (Rp 166,67) = Rp 25
    Bila lead time 6 hari ECC = {2 (0,15) + (0,30){ 166,67 = Rp 100
    Bila lead time 7 hari ECC = 3 (0,15) +2 (0,30) + 1 (0,25){ 166,67 = Rp 216,67

    d. SOC
    Kebutuhan bahan mentah perhari = 6000/360 = 16,67 = 17
    Bila lead time 4 hari
    Bila lead time5 hari
    Bila lead time 6 hari
    Bila lead time 7 hari

    Dari perhitungan diatas, ternyata lead time 7 hari mempunyai total biaya exktra paling
    kecil yaityu

    a. Safety stock 200 unit
    b. Kebituhan selama lead time 7 x 17 unit 119 unit
    Reirden point 319 unit

    Cotoh 1

    Standar pemakian bahan baku
    Kedelai Gula merah
    Kecap Manis 2 Ons 3 Ons
    Kecap Asin 3 Ons 2 Ons
    Harga bahan baku kedelai = Rp. 200/ons, dan Gula merah = Rp. 300/ons
    Tingkat persediaan bahan baku awal th 2002 untuk Kedelai = 80 ons, dan gula merah = 100 ons.


    Tabel : 3 Anggaran Pemakaian bahan baku
    PT. X untuk th 2002
    Kw
    Jenis kecap
    Produksi (bt)
    Kedelai Standar (ons)
    Jumlah (ons)
    Produksi (bt)
    Gula merah
    Standar (ons)
    Jumlah (ons)
    I
    Manis
    Asin
    100
    100
    2
    3
    200
    300
    100
    100
    3
    2
    300
    200

    Jumlah
    200

    500
    200

    500
    II
    Manis
    Asin
    100
    100
    2
    3
    200
    300
    100
    100
    3
    2
    300
    200

    Jumlah
    200

    500
    200

    500
    III
    Manis
    Asin
    101
    101
    2
    3
    202
    303
    101
    101
    3
    2
    303
    202

    Jumlah
    202

    505
    202

    505
    IV
    Manis
    Asin
    101
    101
    2
    3
    202
    303
    101
    101
    3
    2
    303
    202

    Jumlah
    202

    505
    202

    505

    Total (th)
    804

    2010
    804

    2010


    Tabel : 4 Anggaran biaya bahan baku
    PT. X untuk th 2002

    Kw
    Keb. (ons)
    Kedelai Harga/ons
    Jumlah (Rp)
    Keb (ons)
    Gula merah Harga/ons
    Jumlah (Rp)
    Total (Rp)
    I
    II
    III
    IV
    500
    500
    505
    505
    Rp. 200
    200
    200
    200
    100.000
    100.000
    101.000
    101.000
    500
    500
    505
    505
    Rp. 300
    300
    300
    300
    150.000
    150.000
    151.000
    151.000
    250.000
    250.000
    252.000
    252.000
    Tahun
    2.010

    402.000
    2.010

    603.000
    1.005.000


    ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


    Persediaan bahan baku akhir = Biaya bahan baku x 2 - persediaan
    Tingkat perputaran persediaan bahan baku bahan baku
    Awal

    Misalkan : tingkat perputaran persediaan bahan baku = 8x



    Tabel :5 Anggaran persediaan bahan baku
    PT.X untuk th 2002
    Kw
    Perhitungan
    Kedelai dalam
    rupiah
    Harga/ ons
    Dalam Ons
    Perhitungan
    Gula
    Merah
    Dalam rupiah
    Harga/ ons Rp
    Dalam Ons
    Jumlah Rupiah
    I
    100.000 x 2 – 16.000
    8
    9.000
    200
    45
    150.000 x 2-30.000
    8
    7.500
    300
    25
    16.500
    II
    100.000 x 2 – 9.000
    8
    16.000
    200
    80
    150.000 x 2-7.500
    8
    30.000
    300
    100
    46.000
    III
    101.000 x 2 – 16.000
    8
    9.250
    200
    46,3
    151.500 x 2 – 30.000
    8
    7.875
    300
    26,3
    17.125
    IV
    101.000 x 2 – 9.250
    8
    16.000
    200
    80
    151.500 x 2 – 7.875
    8
    30.000
    300
    100
    46.000




    Tabel : 6 Anggaran Pembelian bahan baku
    PT. X untuk tahun 2002

    Keterangan
    Kw I ons
    Rp
    Kw II ons
    Rp
    Kw III ons
    Rp
    Kw IV ons
    Rp
    Tahun ons
    Rp
    Biaya b.b Kedelai
    Gula merah

    500
    500

    100.000
    150.000

    500
    500

    100.000
    150.000

    505
    505

    101.000
    151.000

    505
    505

    101.000
    151.000

    2.010
    2.010

    402.000
    603.000
    Jumlah
    1000
    250.000
    1000
    250.000
    1.010
    252.000
    1.010
    252.000
    4.020
    1.005.000

    Persd. Akhir

    Kedelai
    Gula merah


    45
    25


    9.000
    7.500


    80
    100


    16.000
    30.000


    46,3
    26,3


    9.250
    7.875


    80
    100


    117.000
    181.500


    80
    100


    16.000
    30.000
    Jumlah
    70
    16.500
    180
    46.000
    72,6
    17.125
    180
    298.500
    180
    46.000
    b.b dibutuhkan
    Kedelai
    Gula merah


    545
    525


    109.000
    157.500


    580
    600


    116.000
    180.000


    551,3
    531,3


    110.250
    159.375


    585
    605


    9.250
    7.875


    2.090
    2.110


    418.000
    633.000
    Jumlah
    1.070
    266.500
    1.180
    296.000
    1.082,6
    269.625
    1.190
    17.125
    4.200
    1.051.000

    Persd. Awal

    Kedelai
    Gula merah


    80
    100


    16.000
    30.000


    45
    25


    9.000
    7.500


    80
    100


    16.000
    30.000


    46,3
    26,3


    107.750
    173.625


    80
    100


    16.000
    30.000
    Jumlah
    180
    46.000
    70
    16.500
    180
    46.000
    72,6
    281.375
    180
    46.000
    Pembelian . b.baku
    Kedelai
    Gula merah


    465
    425


    93.000
    127.500


    535
    575


    107.000
    172.500


    471,3
    431,3


    94.250
    129.375


    538,7
    578,7


    2.090
    2.110


    2.010
    2.010


    402.000
    603.000
    Jumlah
    890
    220.500
    1.110
    279.500
    902,6
    223.625
    1.117,4
    4.200
    4.020
    1.005.000


    Soal – soal :
    PT. Amburadul memproduksi satu jenis produk dengan harga pokok standar / unit produk sebagai berikut :
    Biaya bahan baku 0.5 Kg @ Rp 500
    Biaya tenaga kerja langsung 1 jam @ Rp 2.000
    Biaya overhead pabrik variabel 0.8 jam @ Rp 700
    Biaya overhead pabrik tetap 0.5 jam @ Rp 600

    Kapasitas normal 1 tahun produksi 5.000 unit. Biaya depresiasi pabrik tiap triwulan Rp 200.000. Selama tahun 2004 ini, perusahaan merencanakan tingkat produksi sebagai berikut :
    Triwulan I 800 unit
    Triwulan II 1.200 unit
    Triwulan III 1.800 unit
    Triwulan IV 1.000 unit

    Dari data tersebut diatas :
    1. Buatlah anggaran biaya bahan baku.
    2. Anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.
    3. Anggaran biaya overhead pabrik disertai pembayaran tunai untuk overhead pabrik tersebut.

    Penyelesaian
    1. Rencana penjualan selama triwulan I tahun 2004 dari perusahaan Wajik Amandit adalah sebagai berikut :

    Januari 5.000 Kg @ Rp 1.000
    Februari 5.500 Kg @ Rp 1.000
    Maret 6.000 Kg @ Rp 1.000
    Taksiran beban usaha tiap bulan sebagai berikut :
    Komisi penjualan 10 % dari penjualan bulan bersangkutan, angkutan penjualan 5 % dari penjualan bulan bersangkutan, administrasi penjualan Rp 100.000, administrasi dan umum tunai Rp 200.000, depresiasi alat penjualan Rp 20.000. depresiasi alat kantor Rp 30.000.
    Dari data tersebut diatas, susunlah tiap bulan anggaran beban usaha dan pembayaran beban usaha tunai tiap bulan.

    1. PT. Cende yang saat ini masih berusaha dengan modal sendiri dan bermaksud pada tahun 2004 menambah modal dengan meminjam di Bank. Untuk pinjam di Bank tersebut PT. Cende diminta oleh pihak Bank untuk menyusun anggaran rugi / laba dan anggaran kas dalam tiap triwulan selama tahun 2004. Untuk keperluan penyusunan anggaran tersebut PT. Cende mengumpulkan data sebagai berikut :
      1. Keadaan harta per 1 januari 2004 terdiri dari :
    Kas Rp 1.000.000
    Persediaan bahan baku Rp 100.000 unit @ Rp 100
    Pabrik dan alat nilai bersih Rp 5.000.000
    Kantor dan alat nilai bersih Rp 3.000.000
    1. Aktiva tetap disusut tiap triwulan 2 % dari nilai buku bersih
    2. Rencana penjualan tahun 2004 :
    Triwulan I Rp 5.000.000
    Triwulan II Rp 6.000.000
    Triwulan III Rp 5.000.000
    Triwulan IV Rp 4.000.000
    Harga jual barang jadi / unit Rp 1.000
    1. Pembayaran atas penjualan 30 % dibayar pada triwulan penjualan dan 70 % pada triwulan berikutnya.
    2. Persediaan barang jadi setiap akhir triwulan direncanakan 500 unit. Pada awal Januari 2004 tidak terdapat persediaan barang jadi dan tidak juga untuk persediaan barang dalam proses.
    3. Setiap unit barang jadi memerlukan :
    Bahan baku 2 unit @ Rp 100 = Rp 200
    Tenaga kerja langsung = Rp 300
    Overhead pabrik variabel = Rp 50
    1. Bahan baku dibayar tunai 75 % dan 25 % dibayar pada triwulan berikutnya. Persediaan bahan baku akhir sama dengan awal.
    2. Biaya overhead pabrik tetap tiap triwulan Rp 500.000 tidak termasuk biaya penyusutan
    3. Rencana pada tgl 1 april 2004 dibeli mesin senilai Rp 4.000.000 yang pembayarannya Rp 3.000.000 pada bulan april dan Rp 1.000.000 pada bulan juli 2004.
    4. Alat penjualan rencananya dibeli tunai 1 april 2004 seharga Rp 2.000.000
    5. Biaya penjualan tunai tiap triwulan di perkirakan 10 % dari penjulan.
    6. Biaya administrasi tunai Rp 300.000 tiap triwulan.
    7. Kas minimum Rp 1.000.000 dan pajak penghasilan 10 % yang dibayar tiap triwulan.
    8. Pinjaman dibank direncanakan awal januari 2004 sebesar Rp 7.000.000 dengan bunga yang dibayar tiap akhir triwulan Rp 200.000.
    Dari data tersebut anda diminta untuk menyusun anggaran yang dimaksud oleh Bank.